Senin, 01 Desember 2008

Rokok Herbal "SIN CASTRO"

Komposisi rokok “SIN” terdiri dari 17 jenis bahan ramuan yang diolah menjadi bahan campuran tembakau pilihan untuk rokok sehingga mampu menetralkan kandungan TAR dan NIKOTIN. Ramuan yang juga berfungsi sebagai jamu terapi kesehatan tersebut merupakan warisan leluhur tanpa bahan kimia maupun candu. Terdiri dari beberapa ramuan tradisional dan rempah-rempah yang berfungsi melancarkan peredaran darah, membersihkan racun dalam tubuh terutama pada saluran pernapasan, tenggorokan, dan paru-paru.

Rasa Rokok SIN secara umum adalah khas rasa rokok yang pernah dibuat dan dinikmati oleh Raja-Raja Kerajaan Majapahit dan tersebar di seluruh dunia pada masanya. Sudah tentu sesuai dengan karakter cita rasa perokok Nusantara.

Pada awalnya “SIN” digunakan hanya sebagai sarana terapi pengobatan berbagai jenis penyakit. Karena banyaknya permintaan dari para pengguna yang merasakan efek positif dari “SIN” maka diputuskan untuk diproduksi secara massal.

Sebelum ijin perusahaan dikeluarkan oleh pihak yang berwenang, “SIN” telah melalui uji ilmiah di Laboratorium Kimia Universitas Brawijaya Malang, Laboratorium Kimia Universitas Negeri Malang, dan salah satu pabrik rokok terkemuka di Jawa Timur yang ditunjuk secara resmi oleh pemerintah untuk pengujian produk rokok. Hasilnya menunjukkan bahwa kadar “Nikotin SIN” sangat rendah, bahkan dinyatakan mendekati 0%.

Hasil uji Laboratorium Resmi menunjukkan nilai TAR rokok SIN tinggi. “TAR” secara standar internasional adalah pengukuran berat material asap rokok yang mengandung racun dan bahan berbahaya lain. Umumnya apabila nilai TAR tinggi maka nafas terasa berat, sesak dan dada sakit. Akan tetapi nilai “TAR” pada “SIN” adalah ramuan jamu terapi kesehatan yang membantu mengurangi racun dalam paru-paru dan mengeluarkannya dalam bentuk lendir, sehingga nafas terasa ringan. Pembuktian secara empiris telah banyak yang merasakan efek positifnya.

Ramuan rokok SIN terdiri dari bahan-bahan yang mengandung asam dan basa, hasil reaksinya adalah garam, maka apabila dirasakan abu rokok SIN terasa gurih yang juga mengandung ramuan bermanfaat. Diantaranya menyembuhkan luka ringan, sariawan atau panas dalam, gatal-gatal atau eksim kulit dan bahkan membantu penyembuhan luka akibat penyakit diabetes dengan cara menaburkan abu rokok SIN pada bagian yang sakit.


Beberapa bahan yang terkandung dalam 17 bahan ramuan Rokok SIN
diantaranya adalah :
• Daun Sirih atau dalam bahasa latinnya Piper Betle (Charica Betle), mengandung ragam senyawa kimia seperti minyak atsiri, cineole, serta zat penyamak, antibiotika yang diperlukan untuk membuat ramuan tradisional. Bermanfaat untuk mengobati dan menyembuhkan : Sakit mata, Eksim, Bau mulut, Kulit gatal, Menghilangkan jerawat; Pendarahan gusi, Pendarahan Hidung, Bronkhitis, Batuk, Sariawan, Luka, Keputihan, Sakit jantung, Sifilis, Alergi, Diare, Sakit gigi, Sakit Jantung, Mengurangi produk ASI yang berlebihan. Kandungan sirih dalam ramuan akan terasa segar sebagai pengganti menthol.
• Kayu Siwak atau Miswak, berasal dari pohon Salvadore Persica yang tumbuh di sekitar kota Mekah dan Timur Tengah mempunyai zat anti bakteri serta enzim yang mampu mengurangi jumlah bakteri di dalam mulut sehingga gigi menjadi sehat dan mencegah timbulnya gigi berlubang serta efek disinfektan yang terdapat di dalam siwak dapat digunakan untuk menghentikan perdarahan gusi. Mineral yang terdapat di dalam siwak seperti Natrium Klorida, Kalium, Sodium Bikarbonat dan Kalsium Oksida juga berfungsi membersihkan gigi. Bau harum dan rasanya yang enak, timbul dari minyak alamiah berjumlah 1% dari seluruh komposisi. Manfaat kandungan kimiawi kayu siwak:
o Antibacterial acids, seperti astringents, abrasive dan detergents yang berfungsi untuk membunuh bakteri, mencegah infeksi dan menghentikan pendarahan pada gusi. Kandungan kimia seperti Klorida, Pottasium, Sodium Bicarbonate, Fluoride, Silika, Sulfur, Vitamin C, Trimethyl amine, Salvadorine, Tannins dan beberapa mineral lainnya yang berfungsi untuk membersihkan gigi, memutihkan dan menyehatkan gigi dan gusi. Bahan-bahan ini sering diekstrak sebagai bahan penyusun pasta gigi.
o Minyak aroma alami yang memiliki rasa dan bau yang segar, menjadikan mulut menjadi harum dan menghilangkan bau tak sedap.
o Enzim yang mencegah pembentukan plaque yang menyebabkan radang gusi. Plaque juga merupakan penyebab utama tanggalnya gigi secara premature.
o Anti decay agent (Zat anti pembusukan), yang menurunkan jumlah bakteri di mulut dan mencegah proses pembusukan. Selain itu siwak juga turut merangsang produksi saliva (air liur) lebih, dimana saliva merupakan organik mulut yang melindungi dan membersihkan mulut.
• Madu, sudah dikenal baik sebagai “makanan istimewa” untuk kebugaran tubuh serta pengobatan
berbagai penyakit. Khasiat madu amat berkaitan dengan kandungan gulanya yang tinggi. Yakni fruktosa 41%, glukosa 35%, dan sukrosa 1,9%. Serta unsur kandungan seperti vitamin A, vitamin B1, vitamin B2, antibiotika, dan lainnya, mampu menggantikan sel-sel tubuh yang mati, memelihara kebugaran tubuh, mempertahankan keperkasaan laki-laki, mengobati leukemia, kanker, AIDS. Madu juga menggantikan Antibiotika bagi penderita kanker, menyembuhkan rematik, wasir, prostat, jantung, tukak lambung, penyakit kulit, luka bakar dan banyak lagi manfaatnya. Karena sampai saat ini berbagai unsur yang terkandung didalamnya belum bisa diketahui seluruhnya.


Khasiat dan reaksi mengisap Rokok SIN

Bagi perokok aktif yang pertama kali menghisap rokok SIN, kemungkinan akan langsung merasakan kenikmatannya, tubuh terasa segar baik dalam aktifitas sehari-hari maupun setelah bangun tidur, berarti sisa racun dalam tubuh berkadar rendah. Sebagian orang akan merasakan pahit, tenggorokan gatal, panas, sakit, pusing, mual dan sebagainya, menunjukkan ramuan rokok aktif bekerja menghancurkan dan mengurangi kadar racun tinggi dalam darah dan paru-paru serta tubuh perokok. Bagi yang bukan perokok atau perokok pasif yang mencoba menghisap rokok SIN kemungkinan juga merasakan hal-hal seperti diatas.

Reaksi tubuh seperti keluarnya cairan berbentuk lendir dari telinga, hidung dan tenggorokan harus selalu dibersihkan. Kalau kotoran atau racun dalam paru-paru dan tenggorokan terlalu pekat, kemungkinan cairan lendir yang keluar beserta darah kotor.

Dari reaksi-reaksi tersebut dianjurkan untuk mengkonsumsi rokok SIN sampai sembuh. Karena rokok SIN tetap aman untuk dikonsumsi, dan asapnya tidak meracuni perokok pasif bahkan berfungsi sebagai terapi kesehatan seperti pada perokok aktif.

Rokok SIN memiliki tingkat kadaluarsa cukup lama. Telah diuji bahwa rokok SIN semakin lama disimpan akan semakin terasa kenikmatannya dan tidak mengurangi kualitas maupun manfaat ramuan yang terkandung didalamnya. Terkadang di batang rokok muncul beberapa noda atau bercak sebagai hasil reaksi ramuan yang semakin matang sehingga khasiatnya semakin cepat bekerja apabila dikonsumsi.

Rokok SIN bekerja dengan prinsip melancarkan peredaran darah tubuh sehingga banyak khasiatnya. Pembuktian oleh konsumen diantaranya adalah:
1. Nikotin rendah, perokok relatif aman dari sakit dan penyakit Jantung.
2. Tar ramuan, perokok relatif aman dari sakit Paru dan saluran pernafasan.
3. Menetralisir zat-zat berbahaya yang terkandung dalam tembakau.
4. Menyembuhkan penyakit Kencing Manis, Liver, Lambung, Pencernaan, Ginjal, Impotensi.
5. Asap yang dihisap akan menetralkan racun-racun yang terdapat dalam darah dan organ tubuh.
6. Menormalkan tekanan darah, menyembuhkan kecanduan Narkoba, Ganja, Minuman Keras.
7. Menekan Kolesterol, Asam Urat, dan Gula Darah perokok.
8. Membantu meringankan dan menyembuhkan Penyakit Sinusitis dan Polip.
9. Sebagai Gurah (mengeluarkan cairan racun yang terdapat pada Paru-paru dan darah) melalui mulut, hidung dan telinga.
10. Menyembuhkan dan meringankan penyakit Asma, dan lain-lain.
Karena sifatnya yang bereaksi dengan bahan kimia, beberapa hal yang mungkin terjadi saat atau setelah menghisap SIN:
11. Badan tidak enak, pusing, tenggorokan sakit, beberapa bagian tubuh terasa penat, perut mulas, mengindikasikan banyaknya bahan kimia dalam tubuh sehingga kita perlu menghindari dan mengatur pola makan sehat.
12. Hanya dengan 3 atau 5 hisapan rokok SIN sudah terasa perubahan dalam tubuh. Reaksi ramuan bekerja melancarkan peredaran darah sehingga mungkin berakibat badan sedikit “merinding” atau pusing yang berlangsung beberapa saat, setelah itu badan terasa hangat dan segar.
13. Mata pedih bila terkena asap rokok SIN mengindikasikan mata lelah dan banyaknya zat-zat polutan udara yang masuk ke mata, dalam hal ini ramuan bekerja menormalkan kondisi mata dan harus istirahat.
14. Mulut terasa asam mengindikasikan ramuan bekerja menormalkan asam lambung dan perlu memperhatikan makanan dan minuman yang dikonsumsi.
15. Mulut terasa gurih dan selalu basah, karena ramuan bekerja menjaga dan menormalkan produksi enzim serta kelembaban mulut dan tenggorokan.

Jika menginginkan berhenti dari kebiasaan merokok terutama bagi perokok berat hendaknya menguranginya dengan perlahan-lahan, jangan langsung tidak merokok sama sekali. Sebab metabolisme tubuh yang sudah teracuni asap rokok akan terganggu sehingga mempercepat timbulnya berbagai macam penyakit mematikan terutama jantung serta kanker paru. Untuk itu “Rokok Terapi SIN” menawarkan suatu metode “Berhenti Merokok dengan Rokok”.

Rokok SIN diproduksi dengan ketelitian dan kecermatan tinggi yang selalu mengutamakan kualitas rasa, higienitas serta bahan baku pilihan. Rokok SIN hanyalah sekedar rokok biasa yang bertujuan mengembalikan fungsi rokok sebenarnya dengan ramuan rahasia warisan leluhur.

Rokok SIN diproduksi dengan berbagai varian sesuai tingkatan kandungan ramuan didalamnya, mengikuti selera konsumen yang menginginkan “Rasa Rokok” atau mengutamakan “Terapi Pengobatan dan Kesehatan”.

Tidak henti-hentinya terus dilakukan riset baik dari segi ramuan ataupun bahan baku, dengan mempertahankan ciri khas Rokok SIN yaitu :
• Menghancurkan dan menghilangkan kandungan zat-zat beracun dari bahan baku rokok.
• Menimbulkan rasa serta sensasi lain daripada yang lain.
• Menyembuhkan berbagai macam penyakit.

Sehingga dalam pengembangannya Rokok SIN menggunakan bahan baku selain tembakau, misalnya daun bayam, daun pisang atau bahan baku yang lain.

Bagi penderita penyakit berat harus disertai tobat dan pendekatan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.

sumber :www.rokokherbal.com

Jumat, 10 Oktober 2008

Sektor pertanian memperlihatkan gejala demam

oleh : Martin Sihombing & Erwin Tambunan
Suaranya kali ini terdengar pelan. Tidak ada hentakan. Kendati dialog dalam suasana yang cair, tidak formal, embusan napas yang terasa dipaksakan, kerap terdengar.

"Kayaknya, ekspor kita akan turun, nih," ujar Jimmy Chandra, Kepala Divisi Marketing Badan Revitalisasi Industri Kehutanan (BRIK).

Ekspor yang dimaksud Jimmy, tidak lain dan tidak bukan, kayu olahan dan panel dari Indonesia. Terutama ke AS pada tahun depan. Jimmy memperkirakan ekspor itu akan terkoreksi. "Kira-kira 20%. Ini akibat krisis keuangan di Negeri Paman Sam," tuturnya.

Saat ini, Jmmy memperkirakan, penurunan itu belum akan terjadi. Lantaran, para pelaku industri, umumnya diikat kontrak penjualan hingga akhir tahun. "Mungkin tahun depan akan terlihat," ujarnya.

Kendati demikian, dalam riak atau gelombang yang kecil, krisis keuangan itu, 'tamparannya' cukup terasa. Kata Jimmy, salah satu anggota BRIK sudah ada yang mengalami penurunan penjualan. "Besar, hingga 80%. Bahkan beberapa anggota lainnya, sudah menerima pembatalan pesanan dari pembeli di AS," ungkapnya.

Sebab, katanya, penurunan ekspor tersebut tidak hanya ke Amerika Serikat. "Permintaan di pasar Uni Eropa juga," tuturnya.

Tanda-tanda itu sudah terlihat beberapa bulan belakangan. Berdasarkan data BRIK, ekspor produk kayu panel keseluruh negara hingga September 2008 adalah US$850,2 juta dengan harga rata-rata US$458/m3. Tahun sebelumnya, ekspor kayu itu mencapai US$1,46 miliar.

Ekspor kayu panel ke Amerika Serikat pada semester I/2008 turun sebesar 6% menjadi US$53,1 juta, sedangkan 2007 pada semester yang sama US$56,2 juta.

Sementara itu, ekspor woodworking ke seluruh negara pada 2008 (hingga Sepetember 2008) US$735,6 juta, sedangkan total ekspor 2007 sebesar US$1,26 miliar.

Apa yang dikatakan Jimmy seperti diamini Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu. Dia memperkirakan ekspor produk kayu olahan dan furnitur ke Amerika Serikat akan menurun.

"Krisis keuangan yang terjadi di negara tersebut, menyebabkan tertundanya pembangunan perumahan," ungkap pemegang gelar Ph.D dalam bidang Perdagangan Internasional, Keuangan, dan Ekonomi Moneter dari Universitas California, Davis pada 1986 itu.

Staf ahli Menteri Kehutanan Togu Manurung mengatakan saat ini daya beli konsumen perumahan di Amerika Serikat semakin berkurang menyusul terjadinya krisis keuangan. "Itu membuat daya beli produk kayu olahan dari Indonesia menurun," tuturnya.

Berkurangnya pembelian itu, katanya, berdampak terhadap pendapatan para pengusaha industri perkayuan. "Apalagi bukan hanya daya beli di Amerika yang berkurang. Tidak tertutup kemungkinan sejumlah negara lainnya, termasuk Eropa juga berkurang kemampuan daya belinya," tuturnya.

Sistem pasar

Sektor kayu olahan, hanya salah satu. Efek krisis keuangan di AS, kendati belum terasa, juga dialami 'saudara' sekandungnya, dalam 'keluarga' agribisnis atau pertanian dalam arti luas, seperti peternakan, perikanan dan perkebunan. Misalnya, seperti dituturkan Deputi Menko Perekonomian Bidang Pertanian dan Perikanan Bayu Krisnamurti.

Menurut dia, sektor pertanian akan menerima dampak krisis global dari sisi pasar atau permintaan yang turun.

"Dampak kepada sektor pertanian lebih kepada aspek pasarnya atau permintaannya daripa- da aspek finansialnya," katanya.

Bayu menyebutkan krisis menyebabkan turunnya permintaan di AS, sehingga ekspor Indonesia ke AS termasuk produk pertanian bisa terganggu. Salah satu laporan yang sudah terganggu adalah ekspor kakao.

"Teman-teman pelaku sudah melaporkan mereka mengalami kesulitan tembus ke sana. Padahal, selama ini, sudah ada hambatan dari aturan perdagangan maupun hambatan dari sisi kualitas, sekarang tambah lagi dengan kondisi krisis AS," kata mantan Direktur Pusat Studi Pembangunan Institut Pertanian Bogor (IPB) itu.

Begitu pun perikanan. Ketua Gabungan Pengusaha Perikanan Indonesia (Gappindo) Herwindo, misalnya, mengung- kapkan hal itu.

Eksportir perikanan nasional ke AS menahan produknya.

"Mereka mulai merasakan dampak penurunan permintaan," kata Ketua Gabungan Pengusaha Perikanan Indonesia (Gappindo) Herwindo.

Namun, dia belum dapat mengalkulasi besaran angka penurunan ekspor dalam waktu dekat. "Dalam 3 bulan ke depan akan terjadi pengurangan volume eskpor," tuturnya.

Efek krisis saat ini, berbeda dengan efek krisis 1997-1998. Mantan Mentan Bungaran Saragih, guru besar IPB lulusan doktor bidang ekonomi dari North Carolina State University, AS (1980), sektor pertanian mampu bertahan ketika Indonesia dalam kondisi krisis ekonomi.

Sejak krisis ekonomi menerpa Indonesia pada pertengahan 1997, sebagian besar masyarakat berharap banyak terhadap sektor pertanian (Agribisnis) sebagai penghela atau landasan pemulihan ekonomi.

Krisis ekonomi yang dialami Indonesia pertengahan 1997, diawali oleh krisis moneter yang melanda Thailand, Korea Selatan dan terus merambat ke sebagian besar negara-negara di Asia Timur.

Indonesia termasuk negara yang merasakan dampak yang paling serius dan sangat luas. Hal ini terlihat dari indikator makroekonomi pada 1998 seperti terjadinya kontraksi ekonomi yang mencapai -13,8%, di lain pihak inflasi meningkat hingga 76%, dan nilai tukar rupiah pun merosot kira-kira 300% atau lebih.

Dalam situasi seperti itu, kata pria kelahiran 17 April 1945 di Pematang Siantar, Sumut, menandakan pertanian perkebunan dan kehutanan mampu memberikan kontribusi positif terhadap perekonomian nasional.

Kali ini, sektor pertanian harus bertarung. Jimmy mengatakan pemerintah sebaiknya segera membuat kebijakan yang melindungi dunia usaha, terutama dari sektor perbankan. Misalnya, eksportir yang selama ini berhasil, sebaiknya di-back-up ketika menemui kesulitan keuangan, terutama yang muncul akibat dampak dari krisis tersebut.

Jimmy mengatakan BRIK kini akan berusaha mencari pasar lain selain ke Amerika Serikat dan Uni Eropa. Pangsa pasar yang menjadi peluang adalah Amerika Latin, India maupun Timur Tengah.

Selama ini, katanya, ekspor terbesar BRIK berada di Jepang, Uni Eropa, Amerika Serikat dan China. Selain itu, BRIK juga mengimbau kepada anggotanya untuk lebih efisien di segala bidang termasuk biaya.

Staf ahli Menteri Kehutanan Togu Manurung mengatakan daya beli pengusaha perumahan di Amerika Serikat semakin berkurang menyusul terjadinya krisis keuangan. "Daya beli peng- usaha perumahan berkurang untuk membeli produk kayu olahan dari Indonesia," tuturnya.

Berkurangnya pembelian itu, katanya, berdampak terhadap pendapatan para pengusaha industri perkayuan. "Bukan hanya daya beli di Amerika yang berkurang, tidak menutup kemungkinan sejumlah negara lainnya, termasuk Eropa juga berkurang kemampuan daya belinya," tuturnya.

Menurut dia, pemerintah memberikan opsi kemudahan pengurusan rencana kerja ta-hunan (RKT) kepada para pengusaha sektor kehutanan.

"Sebaiknya, para pengusaha itu tidak perlu bersusah payah mengurus RKT melalui dinas kehutanan, sehingga lebih memudahkan kelancaran usahanya," ujarnya. (martin.sihombing@bisnis.co.id/erwin.tambunan@bisnis.co.id)

Sumber:http://web.bisnis.com

Minggu, 27 Juli 2008

Perundingan WTO Tak Berdampak


PERDAGANGAN DUNIA
Pande Radja Silalahi, Ekonom CSIS

Senin, 28 Juli 2008
JENEWA (Suara Karya): Negara-negara berkembang menilai perundingan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) tidak akan memberikan dampak terhadap perdagangan dunia, mengingat setiap negara berupaya mempertahankan kepentingannya.

Mendag Mari Elka Pangestu menilai perundingan WTO saat ini lebih sulit dibanding Putaran Uruguay karena negara berkembang sudah lebih canggih dalam bernegosiasi.

Apalagi, kata Mendag pada acara tatap muka dengan masyarakat Indonesia yang berada di Swiss dan staf perwakilan tetap RI di Jenewa, akhir pekan lalu, negara-negara berkembang sudah melengkapi diri dengan data dan argumentasi dalam menghadapi perundingan dengan negara-negara maju.

Pendekatan multilateral dalam kerangka WTO, menurut dia, lebih menempatkan negara berkembang pada posisi yang seimbang dengan negara maju.

Mendag juga menyatakan jika perundingan WTO tidak menghasilkan kesepakatan, maka hal itu akan sangat merugikan negara berkembang karena lemahnya posisi tawar yang dimiliki.

Dikatakannya, mata dunia saat ini terfokus pada perundingan Putaran Doha yang sedang berlangsung di Jenewa. Negara maju maupun berkembang tidak ada yang ingin disalahkan jika perundingan mengalami kemacetan, kata menteri.

Jika perundingan tidak menghasilkan kesepakatan, katanya, maka pembentukan persetujuan bilateral di bidang ekonomi dan perdagangan akan semakin menjamur. "Itu akan merugikan negara berkembang," katanya.

Sementara itu, ekonom CSIS Pande Radja Silalahi meminta pemerintah tetap mempertahankan argumentasi mengenai ekonomi kreatif yang telah disampaikan pada perundingan WTO di Doha.

"Pemerintah dan negara berkembang harus ngotot mempertahankan argumentasi yang disampaikan agar pada perdagangan dunia nanti negara berkembang, khususnya Indonesia, diuntungkan," katanya.

Pande menilai, selama ini yang menikmati hasil dari perdagangan dunia adalah negara-negara maju, sedangkan negara berkembang tidak terlalu merasakan keuntungannya melainkan hanya merasakan kerjanya saja. "Yang bekerja negara berkembang, sedangkan yang diuntungkan negara-negara maju, kan itu nggak benar," ujarnya.

Dia mencontohkan, pada perundingan dengan negara-negara maju itu, Indonesia harus minta kemudahan perdagangan seperti pada produk pertanian dan lainnya. "Pada kesempatan ini, pemerintah harus meminta berbagai kemudahan untuk melakukan perdagangan dunia guna kesejahteraan masyarakat, khususnya di negara berkembang," katanya.

Menurut Pande, pemerintah tidak bisa begitu saja mengikuti usulan-usulan yang diajukan negara maju. Hal itu mengingat negara-negara maju telah mempunyai standar yang tetap dan belum bisa diikuti negara berkembang.

"Pemerintah juga harus menetapkan standar baku pada perdagangan dunia ini. Sebab, jika selalu mengikuti standar mereka, maka kerugian akan banyak diderita negara kita," kata Pande.

Meski demikian, Pande mengatakan, jangan sampai terjadi adanya double standar antara negara maju dan berkembang. "Jika itu terjadi, kerugian akan lebih dirasakan negara berkembang sendiri," ucapnya.

Terkait terobosan yang bisa dilakukan Indonesia dan negara-negara berkembang lainnya, Pande mengatakan, sudah saatnya pemerintah negara berkembang atau setidaknya di Asia Tenggara menguatkan kerja sama perdagangan di tingkat regional. Hal itu dinilainya tidak akan menghambat tujuan negara berkembang yang tergabung dalam kerja sama regional untuk memperoleh keuntungan sebesar-besarnya.

"Kalau China juga telah melakukan kerja sama cukup erat dengan berbagai negara lainnya, mestinya Indonesia juga bisa membangun kerja sama perdagangan dengan negara Asia Tenggara yang lebih kokoh," ujarnya.

Dalam kesempatan terpisah, juru runding Brasil, Menlu Celso Amorim, mengatakan, perundingan organisasi perdagangan dunia (WTO) kali ini sangat menentukan untuk membuat dunia lebih baik atau sebaliknya.

"Kami akan meneruskannya dan saya pikir perundingan kali ini adalah di mana kita harus mengetahui apakah kesepakatan ini kemungkinan tercapai atau tidak," katanya.

Menurut Amorim, perundingan tersebut harus menghasilkan sesuatu hal. "Mungkin kita tidak dapat menyelesaikan seluruhnya, namun kita harus mencapai kesepakatan," kata Amorim.

Dirjen WTO Pascal Lamy mengatakan, hasil pembahasan kelompok kecil G-6 akan dibawa ke pertemuan Green Room dan selanjutnya disampaikan pada sidang Komisi Negosiasi Perdagangan.

Green Room merupakan perundingan tertutup antara 17-20 anggota WTO yang dianggap mempunyai peran penting dan dapat mewakili anggota lainnya. Beberapa negara yang terus terlibat dalam Green Room antara lain AS, UE, Jepang, Swiss, Australia, Brasil, India, Indonesia, Guyana, Nigeria, dan Mauritius.

Lamy menegaskan, keputusan penyelesaian modalitas penuh perundingan pertanian dan akses pasar produk manufaktur (nonagricultural market access/NAMA) harus dapat diselesaikan.

Untuk itu, Lamy mengimbau para menteri untuk memberikan keputusan politis dan melakukan konsultasi dengan pemerintah pusat masing-masing.

Lamy melanjutkan bahwa isu pembahasan Kelompok G-6+1 tetap terpusat atau berkutat pada dua hal. Pertama, mengenai seberapa besar negara maju dapat mengurangi tingkat subsidinya dalam rangka meningkatkan akses pasar produk pertanian dunia.

Kedua, mengenai peningkatan akses pasar bagi produk industri melalui pengurangan hambatan tarif.

Pascal Lamy menekankan, untuk mencapai kesepakatan modalitas penuh di bidang pertanian dan nonpertanian, maka persyaratan utamanya adalah para perunding harus dapat menunjukkan keinginan untuk memberikan fleksibilitas.

Penyelesaian modalitas penuh bidang pertanian dan nonpertanian sangat bergantung pada hasil perundingan yang akan dilakukan dalam 24 jam ke depan.

Sejak 21 Juli 2008, para menteri anggota WTO berkumpul di Jenewa untuk melanjutkan perundingan sistem perdagangan dunia yang macet sejak 2006 lalu.

Sementara, negara maju justru ingin melindungi produk pertaniannya dari lonjakan impor dengan mengecualikannya dari daftar produk yang dipotong tarifnya (sensitives products). (Kentos/Bayu)
sumber:http://www.suarakarya-online.com

Rabu, 16 Juli 2008

Budidaya Pertanian di Lahan Pegunungan




Lahan Pegunungan

Sejauh ini pertanian di lahan pegunungan sering dituding sebagai penyebab terjadinya erosi, longsor dan banjir karena pengelolaannya tidak mengikuti kaidah pertanian yang baik. Institusi yang berwenang dan terlibat dalam fasilitas pengelolaan lahan pegunungan seyogyanya mempunyai persepsi sama tentang Sistem Usaha Tani (SUT) konservasi, serta mempertimbangkan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan yang telah diakui secara internasional. Prinsip-prinsip tersebut adalah (1) kerusakan hutan dan lahan tidak lebih cepat dari regenerasi hutan dan lahan; (2) kepunahan jenis atau spesies tidak melebihi evolusi jenis atau spesies itu sendiri; (3) laju erosi tanah tidak lebih cepat dari pembentukan tanah; (4) emisi karbon tidak lebih tinggi dari fiksasi karbon; dan (5) permintaan akan produk pertanian tidak lebih banyak dari produksi pertanian.

Budidaya pertanian di lahan pegunungan dihadapkan pada faktor pembatas biofisik seperti lereng yang relatif curam, kepekaan tanah terhadap longsor dan erosi; serta curah hujan yang relatif tinggi. Kesalahan dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya lahan di daerah pegunungan dapat menimbulkan kerusakan atau cekaman biofisik berupa degradasi kesuburan lahan dan ketersediaan air yang dampaknya tidak hanya dirasakan oleh masyarakat di lahan pegunungan, tetapi juga di dataran rendah. Oleh karena itu agar dapat memberikan manfaat ekonomi dan lingkungan yang sebesar-besarnya bagi masyarakat luas, lahan pegunungan perlu dikelola secara optimal dengan sentuhan teknologi.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian telah melakukan berbagai penelitian berkaitan dengan teknologi budidaya pertanian pada lahan pegunungan yang dituangkan dalam “Pedoman Umum Budidaya Pertanian Pada Lahan Pegunungan”. Melalui pedoman tersebut masyarakat diharapkan dapat melakukan budidaya pertanian di lahan pegunungan dengan mengikuti kaidah yang benar. Dengan demikian intensitas dan frekuensi longsor serta erosi dan degradasi lahan pegunungan dapat dikurangi sebagai implementasi dari konsep pertanian yang baik(Good Agricultural Practices).

sumber:http://imza.wordpress.com

Sabtu, 12 Juli 2008

Dana Pertanian Uni Eropa untuk Bantu Afrika


Laporan koresponden Vanessa Mock di Brussel

07-07-2008

voedselcrisisPara petani Afrika tanpa diduga akan mendapat bantuan Uni Eropa tahun depan, berkat rencana dana satu milyar euro untuk meningkatkan produksi pangan. Namun rencana tersebut tampaknya akan menemui tentangan keras, apalagi karena pada dasarnya Komisi Eropa bermaksud menggunakan subsidi pertanian yang tidak digunakan untuk membantu negara-negara yang terkena dampak parah krisis pangan dunia.

"Kami akan datang dengan paket bantuan yang memungkinkan negara-negara berkembang yang selama ini harus mengimpor bahan pangan untuk memperoleh dana bagi bibit dan pupuk sehingga kemampuan sektor pertanian negara-negara ini bisa ditingkatkan." Demikian Mariann Fischer Boel, Komisaris Pertanian Uni Eropa. "Untuk kebijakan bantuan pembangunan, sektor pertanian selalu tidak dipentingkan dalam 20 tahun ini. Ketinggalan itu harus dikejar."

Mariann Fischer Boel: "Kami akan mengajukan rancangan bagaimana harus memberi bantuan, bukan bantuan jangka pendek bagi negara berkembang atau negara yang paling menderita, tapi negara-negara yang bergantung pada impor pangan. Kami akan memberi suntikan dana supaya negara-negara ini bisa membeli benih dan pupuk".





Dana CAP
Rencana yang akan diluncurkan besok itu, bertujuan untuk mendirikan lembaga dana yang berasal dari dana kebijakan pertanian bersama Uni Eropa, disebut dana CAP. Melejitnya permintaan pangan menyebabkan kelebihan dalam CAP. Tidak ada kelebihan pangan di pasar, sehingga dana itu tidak perlu dipakai membeli kelebihan pasokan pangan.

Kelompok-kelompok yang selama ini berkampanye bagi para petani negara-negara berkembang menyambut rencana ini. Tetapi mereka berpendapat, diperlukan langkah-langkah yang lebih drastis lagi untuk menghimpun dana sebesar 30 milyar euro yang dibutuhkan untuk bisa menghentikan kelaparan yang melanda negara-negara termiskin dunia.

"Kami butuh lebih banyak bantuan," kata Jacques Diouf, Dirjen FAO, organisasi pangan dan pertanian PBB.

Jacques Diouf: "Kita harus bisa meningkatkan pesediaan pangan di negara-negara yang mengalami kekurangan pangan yang tingkat investasi mereka rendah pula. Ini akan memudahkan mereka mengendalikan produksi, mengelola air dan membangun infrakstruktur. Yang lebih penting lagi, kita harus bisa membentuk sistem perdagangan internasional yang lebih adil, sehingga ekspor negara-negara ini bisa meningkat."

Menentang
Menariknya, walaupun para pemimpin Uni Eropa sudah bertekad menangani krisis pangan dunia, sebenarnya banyak juga di antara mereka yang tidak setuju dengan rencana mutakhir ini. "Akan sulit untuk menggolkan rencana ini," kata seorang diplomat Eropa di Brussel. "Negara-negara yang banyak menyumbang dalam CAP akan meminta kembali dana mereka yang tidak dipakai itu."

Kaum oposisi berpegang pada prinsip bahwa subsidi yang tidak digunakan harus dikembalikan kepada pemerintah nasional masing-masing negara anggota. Negara-negara Uni Eropa yang paling banyak mengalirkan dana ke CAP, termasuk Belanda, Jerman dan Swedia, diyakini akan paling menentang gagasan tersebut. Maklum negara-negara ini juga sudah punya sendiri dana bantuan dan pembangunan yang besar. "Mereka tidak menghendaki uang itu digunakan untuk bantuan," lanjut sang diplomat.

Keadaan khusus

Menteri Pertanian Prancis, Michel Barnier, yang negerinya menjabat sebagai ketua bergilir Uni Eropa mengatakan bahwa hal itu merupakan "gagasan baru dan penting" yang harus dipelajari mengingat apa yang disebutnya "keadaan khusus" yang sekarang berkembang. Namun Barnier juga menekankan bahwa para pemerintah menghadapi "keterbatasan-keterbatasan" yang lain, seperti "pengurangan defisit anggaran pendapatan dan belanja".

Para menteri keuangan dan Parlemen Eropa masih harus menyetujui gagasan itu sebelum benar-benar dilaksanakan.

sumber :www.ranesi.nl
Kata Kunci: Afrika, dana CAP, krisis pangan, petani, subsidi pertanian, Uni Eropa

Selasa, 01 Juli 2008

Anda Minat Budidaya Lengkeng? Kunjungi Field Day Balitjestro

Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Sub Tropika (Balitjestro) akan selenggarakan Field Day pada tanggal 4-6 Juli 2008 di Batu, Malang. Ada beberapa rangkaian kegiatan selama acara tersebut berlangsung, antara lain, Workshop Budidaya Lengkeng, Aneka Kursus Teknologi Tanaman Hortikultura, Festival Kudapan Berbahan Jeruk, Festival Jeruk Berkhasiat, hingga Bursa Tanaman Hortikultura.

Perkembangan agribisnis hortikultura terutama buah-buahan sub tropika diperkirakan mempunyai peranan yang sangat penting di waktu mendatang dalam menunjang tumbuhnya sektor perekonomian di Indonesia. Balitjestro sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan Litbang Pertanian telah menghasilkan teknologi unggulan tanaman jeruk, apel, anggur dan lengkeng. Semuanya diciptakan untuk memberikan nilai tambah bagi produk buah-buahan subtropika tersebut dan disesuaikan dengan tahapan kegiatan agribisnis. Mulai dari penyediaan sarana produksi, proses produksi, penanganan pascapanen, hingga pemasarannya.

Pagelaran Field Day ini merupakan salah satu upaya dalam menginformasikan hasil penelitian dan pengkajiannya dengan tujuan untuk lebih mendekatkan hasil inovasi teknologi kepada pengguna. Tema yang diusung dalam kegiatan ini adalah ”Memanfaatkan inovasi teknologi menuju kemandirian pemenuhan kebutuhan buah substitusi impor”. Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari itu akan dihadiri oleh para peneliti, pengambil kebijakan, pengusaha eskpor/impor hortikultura, petani, mahasiswa, pelaku agribisnis serta masyarakat hortikultura Indonesia. Tujuannya adalah untuk menghimpun tanggapan dan umpan balik inovasi teknologi tanaman jeruk dan buah subtropika sebagai upaya penyempurnaan program penelitian kedepan. Disamping itu juga untuk meningkatkan sinergi antara para pengambil kebijakan, peneliti dan pelaku agribisnis hortikultura terutama tanaman buah-buahan.

Workshop Budidaya Lengkeng Dataran Rendah sebagai salah satu acara Field Day akan diselenggarakan pada hari Sabtu, 5 Juli 2008, untuk mengungkap tuntas teknik-teknik pembibitan dan budidaya lengkeng dataran rendah. Acara tersebut akan menghadirkan para pakar dan petani lengkeng dari Jawa Tengah yang akan memberikan pengalaman dalam mengelola lengkeng dataran rendah.

Bila anda berminat, silahkan kontak Balitjestro.

Sumber:http://www.litbang.deptan.go.id

Segarkan Balkon dengan Pot Tanaman

30 June 2008

Lahan terbatas sering dikeluhkan oleh para pemilik rumah. Apalagi bagi mereka yang hobi berkebun, dan ingin memiliki taman atau kebun sendiri. Balkon bisa menjadi solusi untuk keterbatasan tadi.

Lahan terbatas sering dikeluhkan oleh para pemilik rumah. Apalagi bagi mereka yang hobi berkebun, dan ingin memiliki taman atau kebun sendiri. Balkon bisa menjadi solusi untuk keterbatasan tadi. Area balkon bisa dimanfaatkan sebagai alternatif lahan berkebun. Cukup mengandalkan ide kreatif, dan memanfaatkan tanaman-tanaman dalam pot.

Tanaman pot bersifat praktis dan fleksibel. Letaknya mudah disesuaikan dengan kebutuhan. Dengan penataan yang pas, tanaman-tanaman dalam pot pun bisa secantik taman di halaman.

Misalnya dengan cara begini. Tempatkan beraneka tanaman dalam pot, di sepanjang pagar balkon. Penataan dilakukan di atas rak, yang dibuat menjulur sepanjang 40cm, ke luar bangunan. Rak terbuat dari rangka besi berdiameter 10mm, dan ditambatkan di bagian bawah pagar balkon. Agar rangka besi ini kuat menahan beban tanaman, rak ditempelkan ke dinding menggunakan dinabolt.

Dudukan pot, sekaligus alas rak, menggunakan kawat berukuran 2cmx2cm. Kawat diikat dengan rangka besi menggunakan clamp. Lubang kawat berfungsi sebagai celah, untuk mengalirkan air dari dalam pot atau air hujan. Penataan tanaman pot memberi banyak kemudahan. Tidak menyita banyak lahan. Mudah dibongkar atau ditata ulang, jika ingin mengganti suasana.

Deretan tanaman pot di sepanjang pagar, membuat balkon terlihat rimbun. Suasana segar dan nyaman ala taman pun terpenuhi. Keberadaan taman balkon juga turut memperindah tampilan fasad rumah. Fasad yang semula tampak kaku, akan menjadi lebih lembut, dan tidak monoton.
Sumber: Indra/Anissa/IDEA

Senin, 30 Juni 2008

Mentan Optimis Produksi Padi 2008 Lebih Baik dari Aram I


Sumber Berita : Tim Media
CIREBON – Menteri Pertanian Anton Apriyantono menyatakan pihaknya optimis target produksi padi 2008 akan tercapai. "Saya kira produksi padi secara nasional tahun ini lebih baik dari angka ramalan I BPS," tegas Mentan pada wartawan di Cirebon, Ahad (14/6 malam. Usai melakukan kunjungan kerja ke Waduk Jatiluhur, kios pupuk smart card di Purwakarta, SL-PTT Subang dan Indramayu, Balai Besar Litbang Padi di Sukamandi, dan Balai Benih Palawija di Plumbon-Cirebon, Mentan menyempatkan bincang-bincang dengan wartawan sambil makan malam di Rumah Makan Nyi Iteung.

Didampingi Dirjen Tanaman Pangan Soetarto Alimoesa dan Kepala Badan Ketahanan Pangan Deptan, Mentan menyampaikan kesan dan analisa dari kunjungan lapangnya. Mentan menyatakan dari tinjauan lapang dapat dikatakan pola tanam padi serempak dari mulai Bekasi, Subang, Purwakarta, Indramayu dan Cirebon."Sentra padi di sekitar pantura Jawa Barat tampak hijau royo-royo," ungkap Mentan. Sebagian sawah sudah mulai merekah mengeluarkan malai padi. Diperkirakan masa panen akan terjadi pada Agustus-September.Beberapa lokasi yang rawan kekeringan, lanjut Mentan, "Alhamdulillah teratasi dengan turunnya hujan dalam dua-tiga hari terakhir. Debit waduk jatiluhur kembali naik ke arah normal, irigasi teknis kembali berfungsi, dan sawah-sawah terisi air.’’

Semula, Deptan hendak merencanakan hujan buatan bersama PU. Tapi, dengan turunnya hujan, petani kini mulai tersenyum. "Alhamdulillah, kedatangan Pak Menteri ke sini membawa berkah. Hujan turun cukup besar dan membasahi sawah yang hampir kekeringan," ujar Ahmad, petani di Subang. Dia berharap hujan masih bisa turun minimal sampai akhir dua pekan mendatang. Dari kunjungan ke Sekolah Lapang Iklim dan Sekolah Lapang PTT diperoleh hasil yang menggemberikan. Benih unggul mulai terserap dan bisa meningkatkan produktivitas padi per ha sekitar 20-30%. Demikian juga percontohan mengelola padi hibrida sudah membuahkan hasil bagus.

Pada musim panen yang baru lalu, saat musim hujan (rendengan), penggunaan padi hibrida di lokasi SL-PTT Subang telah meningkatkan produktivitas padi sampai rata-rata 12 ton per ha. Dalam panen musim gadu mendatang, melihat kondisi peranakan yang ada sekarang, para petani optimis hasilnya akan lebih baik. "Semoga air irigasi atau hujan masih bisa mencukupi," harap Mentan. Mentan optimis angka Aram II yang akan keluar sekitar bulan Juli akan lebih tinggi dari Aram I. Pasalnya, Aram I keluar berdasarkan pantauan realisasi tanama sampai bulan Desember 2007. Nah, Aram II telah memperhitungkan realisasi musim tanam sampai April 2008.

Berbagai laporan dan hasil peninjauan langsung, musim tanam keduia serentak. Dampak kekeringan diperkirakan tidak terlalu berpengaruh. "Kita optimis musim panen mendatang akan lebih bagus bahkan dibanding periode tahun lalu." Selesai meninjau lokasi Sekolah Lapang Iklim dan Sekolah Lapang PTT di kawasan sawah hujan di Lelea, Indramayu, Mentan dan rombongan meninjau Balai Benih Palawija di Plumbon Cirebon. Rombongan menginap semalam di Kota Cirebon. Esoknya, Mentan dan rombongan menuju Kabupaten Majalengka untuk melakukan panen benih kedelai hasil pemurnian varietas di Majalengka Wetan serta peninjauan desa mandiri pangan di Desa pasir Melati, Majalengka

Sumber :http://www.deptan.go.id